perbedaan siraman adat sunda dan jawa

Prosesisiraman tidak hanya digunakan di pernikahan adat Jawa saja tetapi pernikahan adat Sunda juga terdapat prosesi siraman. Apasih yang membedakan keduanya? Ini dia.. 1. Siraman Adat Jawa Sungkeman Pada adat Jawa, prosesi siraman ini akan dimulai dengan sungkeman dengan orang tua calon pengantin. Salahsatunya adalah siraman dan sungkeman. Seperti di adat Jawa dalam adat Sunda prosesi siraman dilakukan pakai air yang telah dimasukkan kembang setaman. Untuk menuju ke tempat siraman mempelai perlu menginjak tujuh kain dulu lo. Setelah itu prosesi inti siraman dilakukan. Contoh kata sambutan pernikahan. PerbedaanSuku Betawi Dan Sunda. Dan tarian tradisional suku sunda adalah jaipong, tari jaipong biasanya di adakan pada acara-acara pernikahan atau acara-acara besar yang di adakan oleh. Rumah adat betawi memiliki sejarah dan filosofi arsitektur tersendiri yang memikat. Rumah Adat Suku Betawi - Menjadi anak zaman now memang memiliki tantangan tersendiri terutama dalam hal sejarah. RangkaianProsesi Hari H. Pada hari H, ada rangkaian acara pernikahan adat Sunda yang biasa dilakukan, yaitu: 1. Penjemputan Pengantin Pria. Prosesi pernikahan di hari H yang pertama adalah menjemput mempelai pria. Penjemputan ini biasanya dilakukan oleh wakil atau utusan dari keluarga mempelai wanita. 2. UpacaraSiraman merupakan prosesi dari rangkaian pada pernikahan adat Jawa. Siraman selalu dilakukan sebelum mengawali proses periasan pengantin. Dalam upacara ini, terdapat banyak makna serta simbolis yang berisikan makna kehidupan bagi pasangan pengantin. Siraman secara harfiah memiliki arti "mengguyur". Upacara adat siraman dilakukan sebelum After 2 Months Of Dating What To Expect. Sejak pertunangannya dengan Rezky Aditya pada Oktober lalu, segala persiapan pernikahan Citra Kirana tak pernah luput dari sorotan media. Pada Selasa 26/11 lalu mantan kekasih Ali Syakieb ini menggelar acara siraman sebagai salah satu prosesi menjelang cuma Ciki yang menggelar siraman, Raisa juga melakukan hal yang sama di peenikahannya dengan Hamish Daud pada 2017 lalu. Apa sih tujuan dan makna siraman bagi pengantin? Yuk kita bahas selengkapnya. 1. Prosesi wajib bagi pengantin Sunda biasanya dilakukan 3-7 hari sebelum hari Masyarakat percaya setelah melalui prosesi siraman, pengantin akan bersih dari segala kesalahan di masa lalu sehingga siap menjalani rumah tangga seperti selembar kertas Acara diawali dengan prosesi Ngecagkeun Aisan simbolis pengantin perempuan ke luar kamar dengan cara digendong oleh Ibunya Sedangkan Ayah berjalan di depan sambil membawa lilin. Prosesi ini bermakna orangtua yang akan mengalihkan tanggung jawab putrinya kepada Lalu dilanjutkan dengan prosesi Ngaras pengantin melakukan sungkeman dan membasuh kaki orang pada prosesi Ngaras ini, sang calon pengantin melakukan sungkeman dan membasuh kaki Prosesi pencampuran bunga mawar, melati dan mawar dimaksudkan agar dalam menjalani hidup berumah tangga, pengantin diharapkan selalu berperilaku jujur. Bunga melati agar pengantin dapat membawa harum nama keluarga. Sedangkan bunga kenanga diharapkan membuat kehidupan rumah tangga pengantin dipenuhi keteduhan Baca Juga Menawan! Potret Citra Kirana dari Lamaran, Prewed, hingga Siraman 5. Dilanjutkan dengan prosesi Ngebakan, di sini pengantin akan menuju tempat Ngebakan, pengantin dibimbing menuju tempat siraman dengan menginjak tujuh helai kain yang diartikan sebagai harapan agar pengantin kesabaran, kesehatan, ketawakalan, ketabahan, keteguhan iman yang kuat dan selalu istiqamah menjalankan agama6. Memasuki prosesi inti yaitu siraman dengan air Pengantin akan dimandikan dengan air bunga oleh kedua orang tuanya, dilanjutkan dengan keluarga lain seperti kakak, paman dan Orang tua memotong rambut anaknya sebagai lambang mempercantik dilanjutkan dengan Ngeningan, yaitu prosesi pembersihan rambut-rambut di wajah dan tengkuk. Prosesi ini dimaksudkan agar segala kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu tertinggal dan tidak terulang lagi di masa yang akan datang8. Rebutan Parawanten atau berebut makanan berupa umbi-umbian dan makanan ringan. Prosesi ini merupakan sebuah harapan agar kedua mempelai diberi kelancaran rezeki dan segera mendapatkan ini merupakan sebuah harapan agar kedua mempelai diberi kelancaran rezeki dan segera mendapatkan Suapan terakhir dari orangtua kepada sang Terakhir. Orang tua menyuapkan potongan tumpeng ke anaknya sebagai simbol pelepasan sebab ia akan memulai hidup baru setelah Tanah Rambut, dimana orangtua akan menanam potongan rambut calon mempelai wanita di pekarangan Orangtua akan menanam potongan rambut calon pengantin wanita lalu ditanam di pekarangan rumahnya. Ini dilakukan agar segala hal buruk terkubur dan pengantin siap menjalani hidup baru yang bahagia Sebenarnya tradisi siraman gak cuma ada di Sunda, namun di adat Jawa juga ada. Hanya nama dan prosesnya sedikit berbeda, tapi maknanya tetap sama yaitu menyucikan diri. Inilah keunikan Indonesia yang kaya akan adat istiadatnya. Kalau pernikahan kamu nanti, mau pakai siraman juga gak? Sumber Baca Juga 10 Hidangan Tradisional di Acara Pengajian dan Siraman Citra Kirana IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Serupa tapi Tak Sama, Inilah Perbedaan Ritual Siraman Kebiasaan Jawa dan Sunda By Ade Mutia 21 Mar 2022 Viewers 2289 Di Indonesia, jelang pernikahan umumnya ada bermacam rupa persiapan yang dilakukan maka itu kedua unggulan pengantin mempelai, terutama kerjakan mereka yang memperalat prosesi kebiasaan. Perumpamaan kamil, pernikahan adat Jawa dan aturan Sunda, setidaknya suka-suka 13 tahapan yang harus dilalui makanya calon merapulai. Salah satu diantaranya suka-suka yang memiliki pertepatan, yakni prosesi siraman. Siraman dilakukan dengan maksud bakal menyucikan calon mempelai sebelum hari H akad nikah. Sekiranya hanya dilihat sekilas, prosesi siraman baik dengan adat Jawa maupun Sunda, nampak sekelas saja. Namun, tahukah anda ternyata upacara keduanya sangatlah berbeda? Tradisi siraman adat Jawa dan adat Sunda punya ciri khasnya per, baik pecah penyelenggaraan pendirian pelaksanaan atau istilah-istilah nan digunakan. Dimana saja letak perbedaannya? Berikut ini WeddingMarket berikan ulasan lengkapnya untukmu. Disimak, yuk ! Siraman Rasam Jawa Fotografi Morden Dalam prosesi ijab kabul aturan Jawa, ritual siraman dimulai dengan sungkeman. Dimana sang nomine pengantin, memohon maaf serampak meminta restu dan izin untuk menikah kepada orangtuanya. Setelah itu, barulah orangtua akan mengamalkan siraman kepada sang anak. Biasanya prosesi siraman dilakukan satu hari menjelang akad nikah. Baik calon pengantin wanita alias pengantin adam dapat melaksanakan siraman di kediamannya masing-masing. Perangkat nan perlu disiapkan sebelum dilaksanakan siraman adat Jawa Air siraman, air jernih dan bersih Anak uang mawar, melati dan kenanga untuk ditaburkan ke kerumahtanggaan air siraman Pengaron bikin wadah air siraman Gayung untuk mengambil air Tikar bangka, adalah tikar berukuran sekeliling seketul meter terbuat berpunca anyaman patera pandan. Sehelai reja dan sepoteng tiras mori Patera-daun nan terdiri atas daun kluwih, daun koro, daun opo-opo, daun awar-awar, patera turi, daun dadap srep, ilalang dan duri kemarung Ratus, terdiri bermula herbal alami, seperti kunyit, bunga ros, temulawak, pala, dan sejenisnya Jingkir, perbaraan yang berfungsi seperti pendiangan yang terbuat dari tanah liat Kendhi via instagram/ likuiditayona Kuntjoro Photography Urutan intern upacara siraman resan Jawa yaitu sebagai berikut Sungkeman Fotografi Morden Sama dengan yang sudah disebutkan sebelumnya, urutan permulaan dalam upacara siraman adat Jawa dimulai dengan sungkeman. Calon merapulai wanita sungkem kepada kedua orangtua untuk memohon doa restu bakal dipersunting maka dari itu kekasih pilihannya. Detik sungkeman ini lazimnya menjadi sangat haru, lain jarang baik calon pengantin atau turunan tua sampai melimpahi air mata. Siraman Foto via instagram/cantitachril Pasca- radu sungkeman, barulah dilanjutkan dengan prosesi siraman adat Jawa. Dengan dibimbing oleh orang tua, primadona mempelai nan sudah lalu mengenakkan rok siraman lengkap, dituntun menuju tempat siraman. Provisional para pengiring membawakan baki berisi seperangkat perca, handuk dan pedupan. Selanjutnya calon mempelai wanita didudukkan di atas tapang yang berdasarkan tikar bangka maupun tikar pandan. Diwali dengan takbir, calon pengantin kemudian disiram dengan air siraman yaitu air yang mulai sejak dari tujuh perigi sumur tanah dan ditaburi dengan bunga-bunga, antara lain melati, mawar dan kenanga. Jumlah siraman yang dilakukan harus ganjil, dimulai dari datuk ataupun basyar yang dituakan intern keluarga. Kemudian dilanjutkan dengan ayah, ibu, alias saudara, dan terakhir tukang hias pengantin . Separasi Kendi Pasca- selesai dilakukan siraman, orangtua favorit raja sehari atau juru hias kemudian mecahkan kendi yang digunakan buat menuang air siraman sembari menyabdakan, “ Niat ingsun ora mecah kendi, nanging mecah pamore anakku [nama si anak] ”. Proses ini melambangkan pecahnya ataupun berakhirnya hari remaja sang anak asuh, sekarang sebagai wanita dewasa. Potong Rikmo Selanjutnya, prosesi siraman kebiasaan Jawa diteruskan dengan memotong rikmo atau rambut. Berpunca pihak mempelai laki-laki juga akan menyerahkan potongan rambut yang kemudian disatukan dan dikubur di halaman flat. Hal ini melambangkan, bagi mengubur semua hal-hal buruk, sehingga kelak rumah tangga antagonis tersebut tetapi suka-suka kebaikan dan kegembiraan. Bopongan Foto via instagram/cantitachril Panjang selanjutnya dalam prosesi siraman adat Jawa yakni, nomine pengantin wanita digendong oleh si ayah condong kamar. Prosesi ini melambangkan bukan main kasih comar orang tua akan senantiasa selalu untuk anaknya, lebih-lebih sampai menjelang sang anak memulai paisan baru akad nikah. Apabila tidak dilaksanakan bopongan, calon pengantin akan berbarengan diantar oleh perias menuju kamar. Paes atau berdandan Foto via instagram/ambarpaes_jakarta Lebih jauh di kamar, unggulan pengantin berganti busana dan bersiap untuk dikerik rambut di atas dahinya atau disebut dengan istilah dialubi-alubi . Memohon Takbir Restu Terakhir, calon pengantin keluar dari kamar dan merodong para pengunjung buat memohon doa restu. Darurat itu, tetua alias pihak nan dituakan akan mengantar air siraman ke gelanggang calon raja sehari pria. Siraman Adat Sunda Fotografi Morden Sama halnya dengan siraman adat Jawa, prosesi siraman adat Sunda ngebakan berujud buat menyucikan calon kemantin raja sehari baik secara lahir maupun batin. Prosesi siraman adat Sunda dilaksanakan 3-7 perian menjelang tahun akad nikah. Urutan jenjang siraman adat Sunda adalah sebagai berikut. Ngengcangkeun aisan melepaskan gendongan Foto Umarez Photography Lega prosesi siraman adat Sunda, tahap mula-mula dimulai dengan ngengcangkeun aisan. Dimana calon pengantin akan digendong’ secara asosiatif maka itu sang ibu dengan melilitkan karet gendongan di tubuhnya dan sang anak. Kemudian sang ibu memperlainkan gendongan tersebut, selanjutnya favorit pengantin, ibu bersama ayah menuju ajang siraman. Pada tahap ini si ayah pula membawa lilin, prosesi ini berarti bahwa kedua orangtua akan segera mengakhiri beban jawabnya, dan seterusnya digantikan oleh nomine suami. Ngaras mencuci kaki orangtua Tingkatan siraman adat Sunda dilanjutkan dengan prosesi ngaras. Calon pengantin akan dipangku kedua orang tua dalam prosesi dipangkon. Kemudian, si unggulan pengantin memohon maaf kepada kedua orangtuanya cak bagi menikah, dilanjutkan dengan sujud, barulah setelah itu calon pengantin akan membasuh kaki kedua orang tuanya. Pencampuran air siraman Fotografi Bingkai Photography Seremoni dilanjutkan dengan mencampur air siraman nan berbunga dari tujuh sendang dengan tujuh keberagaman rente berbau wangi, disebut dengan bunga setaman. Pada prosesi siraman kebiasaan Sunda, calon pengantin akan disemprot dengan petro wangi oleh orangtuanya. Prosesi ini bermakna, agar sang anak dapat selalu mengharumkan keunggulan baik keluarga. N gebakan Tak hanya itu, calon pengantin sifat Sunda pula harus melewati sapta lembar reja yang menyiratkan supaya selalu menahan perasaan, segak, tabah, beriman, bertaqwa, dan pelahap istiqomah. Prosesi ini disebut ngebakan. Siraman Barulah balasannya dilakukan siraman, prosesi yang dilakukan hampir sama dengan siraman kebiasaan Jawa. Dimana jumlahnya harus ganjil, 7, 9 atau 11 bani adam, dimulai semenjak sang ibu, ayah dan orang nan dituakan dalam batih. Ngeningan Pada prosesi siraman adat Sunda ini, rambut nomine mempelai wanita juga akan dipotong adv minim layaknya ngerik puas prosesi Jawa. Peristiwa ini melambangkan percantik diri secara lahir dan batin. Barulah terakhir dilakukan pembersihan bulu-surai halus pada muka, kuduk, membentuk amis cau atau sinom, godeg serta kembang turi yang disebut dengan ngeningan . Prosesi ini sebagai figuratif membuang atau membersihkan segala kesalahan yang pernah dilakukan di zaman dulu, sehingga tak terulang lagi di waktu depan. Rebutan Parawanten Setelah selesai ngeningan, dilanjutkan dengan acara rebutan parawanten atau rebutan ki gua garba. Makanan nan diperebutkan aktual umbi-umbian atau lambung ringan. Maknanya, andai pamrih agar kedua mempelai membujur rezeki nan lancar serta segera memperoleh pertalian keluarga. Potong tumpeng via instagram/ Umarez Photography Pada prosesi siraman adat Sunda sekali lagi dilakukan tetak tumpeng, yang kemudian disuapkan ke primadona raja sehari. Prosesi ini ibarat simbol pelepasan sang anak oleh kedua orangtuanya, lakukan memulai arwah yunior sesudah menikah. Tanam rambut Terakhir, orangtua akan menanam potongan rambut primadona pengantin, perumpamaan simbol mengubur segala keadaan buruk agar si momongan siap menjalani hidup hijau nan bahagia. Surai tersebut rata-rata dikubur di pekarangan rumah. FotografiCanola Photo Secara umum, baik prosesi siraman adat Jawa atau adat Sunda, keduanya memiliki tujuan yang sama, yakni untuk membeningkan diri sebelum pernikahan digelar. Kendatipun ada sedikit perbedaan n domestik sejumlah ritualnya tapi layaknya pagar adat sifat istiadat wilayah lainnya, seremoni siraman ini lagi perlu dilestarikan. Supaya generasi penerus kelak tetap bisa mengenal akar budaya leluhurnya. Nah, setelah membaca ulasan di atas, sekarang sudah lalu jelas kan dimana bedanya siraman Jawa dan Sunda? Jangan tengung-tenging bagi persiapkan ijab nikah impianmu bersama WeddingMarket. Temukan berbagai diskon dan promo-promo menarik pecah vendor-vendor terbaik di seluruh Indonesia. Sebaiknya berharga, ya ! Buat kamu yang ingin menikah dalam adat tradisional Jawa atau Sunda, prosesi siraman merupakan salah satu tradisi yang kerap sebelum hari-H pernikahan. Baik calon pengantin wanita maupun pria, umumnya kedua calon mempelai sepakat adakan siraman. Banyak yang berpikir kalau tradisi siraman di mana-mana itu sama ritualnya. Padahal, prosesi siraman adat di Indonesia itu ada sedikit perbedaannya, pun dilakukan untuk memandikan calon mempelai agar kembali bersih dan suci. Nah, buat yang belum tahu, simak dulu yuk bedanya tradisi siraman adat Jawa dan Sunda dalam ulasan berikut Tahap awal prosesi siraman dalam adat Jawa yaitu sungkeman untuk meminta izin menempuh hidup baruProsesi siraman dalam adat Jawa dimulai dengan sungkeman. Pada tahap ini, calon pengantin memita izin akan memulai hidup baru bersama pasangan hidup yang telah dipilih. Maka tak heran kalau baru momen sungkeman saja nuansa haru sangat kental Sementara adat Sunda dimulai dengan ngengcangkeun aisan, yakni ibu calon mempelai akan lepaskan gendongan saat menuju ke tempat siramanSementara siraman dalam adat Sunda dimulai dengan ngengcangkeun aisan. Ibu calon mempelai akan melepaskan kain gendong saat menuju tempat siraman bersama sang ayah sambil membawa lilin. Jika sungkeman dalam adat Jawa untuk meminta restu izin menikah, ngengcangkeun aisan memiliki makna bahwa orangtua mempelai sebentar lagi akan menyelesaikan tanggung Tahap selanjutnya dalam adat Jawa yaitu prosesi inti siraman dimulai. Calon mempelai disiram pakai air yang diambil dari 7 sumberSetelah sungkeman, prosesi siraman dalam adat Jawa selanjutnya diisi dengan calon pengangtin disiram dengan air dari tujuh sumber. Tak lupa, air siraman tersebut juga telah ditaburi kembang setaman. Nah yang menyiramnya pun nggak sembarang orang lo. Pertama-tama jumlahnya harus ganjil dan dimulai secara berurut, mulai dari ayah, ibu, dan orang-orang yang dituakan semisal mbah/eyang, bude, dan yang menyiram terakhir yaitu juru itu, calon mempelai akan digendong ayahanda menuju kamar mempelai untuk melakukan prosesi ngerik. Nah, akan ada juru rias yang siap membersihkan rambut-rambut halus si calon Sebelum tahap inti siraman dilakukan, dalam adat sunda masih ada ritual yang harus dilakukan, yaitu dipangkonmembasuh kaki orangtua Dok. Isni & Vicko – Ilham Tawakal Photographer, Robby Suharlim via Sebelum memulai tahap inti siraman, dalam adat sunda masih ada ritual lain yang harus dilakukan yaitu dipangkon. Maksudnya adalah orangtua mempelai akan memangku calon pengantin, lalu kaki mereka akan dibasuh oleh calon mempelai. Selanjutnya, ada prosesi calon mempelai disemprotkan parfum yang bertujuan bagi si calon mempelai senantiasa mengharumkan nama keluarga. Tak berhenti disitu, calon mempelai juga harus melewati tujuh lembar kain. Prosesi ini bermakna kalau calon mempelai diharapkan selalu bersabar, memiliki tubuh yang sehat, pribadi yang tabah, beriman, bertaqwa, dan itu prosesi inti siraman dilakukan. Seperti di adat Jawa, dalam adat Sunda prosesi siraman dilakukan pakai air yang telah dimasukkan kembang Air siraman pada umumnya tidak hanya untuk menyiram badan, tapi juga untuk kumur-kumur dan lainnyaAir siraman sebenarnya tidak hanya untuk menyiram badan calon mempelai. Melainkan juga untuk kumur-kumur, bersihkan wajah, telinga, leher, kaki dan tangan sebanyak 3 kali. Dan yang terpenting yaitu prosesi ini berakhir dengan ditandai juru rias yang mengatakan “sudah berakhir masa remajanya” sambil pecahkan kendi di depan calon mempelai, dilihat oleh orangtua dan para siraman dalam tiap daerah memang beda-beda. Walau begitu, maknanya tetap sama yaitu untuk memandikan diri calon mempelai agar kembali bersih dan suci. Tak lupa, siraman juga menjadi momen bagi sang anak meminta izin kepada orangtua. Pun sebaliknya, siraman juga sebagai momen orangtua melepas tanggung jawabnya. Blog / Wedding Ideas / Ini Bedanya Ritual Siraman Adat Jawa dan Sunda oleh Dewi Mayangsari Nov 08, 2022 000 di Wedding Ideas Tambahkan ke Board Ritual siraman atau mandi pengantin menyimpan filosofi bahwa calon mempelai perlu dibersihkan atau disucikan terlebih dahulu sebelum mulai memasuki gerbang kehidupan yang baru. Prosesi siraman juga dipercaya dapat menggugurkan seluruh energi negatif yang kemungkinan melekat dalam diri calon pengantin, sehingga ia lebih siap dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Baik itu pernikahan adat Jawa maupun Sunda, kedua suku ini diketahui sama-sama memiliki ritual siraman dalam pakem rangkaian upacara pernikahannya masing-masing. Nah, apa saja yang membedakan ritual siraman adat Jawa dan Sunda? Intip tahapan prosesinya berikut Adat JawaAkreditasi THEPOTOMOTOPada tahap awal ritual siraman adat Jawa, calon pengantin akan lebih dulu dituntun untuk melakukan prosesi sungkeman kepada orang tua. Makna dari sungkeman adalah sebagai bentuk permohonan izin untuk menempuh hidup baru bersama pasangan yang telah dipilih. Sungkeman juga dinilai menjadi wujud ucapan terima kasih kepada orang tua yang sudah senantiasa membimbing, merawat, dan mengasihi calon pengantin hingga tumbuh menjadi pribadi yang baik budinya. Calon mempelai akan duduk bersimpuh di hadapan orang tua sambil menunduk, sementara orang tua akan mengulurkan tangan mereka untuk dicium seraya mengusap kepala sang sungkeman, calon mempelai Jawa akan langsung memasuki acara inti siraman, yaitu mandi dengan menggunakan air yang diambil dari tujuh sumber mata air. Campuran air tersebut dimasukkan ke dalam sebuah kendi yang telah ditaburi kembang setaman. Ayahanda dari mempelai wanita adalah orang pertama yang akan memandikan mempelai wanita, dilanjutkan dengan ibunda serta para sesepuh atau orang yang dituakan dari pihak keluarga. Orang yang menyiram pun wajib berjumlah ganjil, biasanya antara 5, 7, atau 9 orang. Usai pelaksanaan siraman, sang ayah akan menggendong mempelai wanita menuju kamar untuk melakukan prosesi ngerik pemotongan rambut.Dulangan pungkasan menjadi tahapan terakhir dari siraman adat Jawa, di mana calon mempelai wanita akan diberi suapan terakhir dari kedua orang tuanya. Ini memberi makna bahwa kewajiban orang tua dalam merawat dan memberi penghidupan kepada putrinya telah putus. Ia kemudian akan hidup mandiri bersama suaminya dengan membentuk sebuah keluarga Adat SundaAkreditasi ViceversaSementara itu, pengantin adat Sunda akan memulai prosesi siraman dengan ngecagkeun aisan; yaitu sebuah tahapan di mana ibu dari mempelai wanita secara simbolis akan menggendong mempelai wanita keluar dari dalam kamarnya. Sang ibu kemudian berjalan sambil membawa lilin sambil melepaskan kain gendongannya saat melangkah menuju tempat siraman. Tahap ngecagkeun aisan memberi makna bahwa kedua orang tua telah bersedia melepaskan tanggung jawabnya terhadap calon mempelai atau anak menuju tahap inti siraman, mempelai wanita Sunda perlu menjalani ritual dipangkon terlebih dahulu. Orang tua akan memangku calon mempelai wanita, kemudian kaki mereka dibasuh oleh sang anak ngaras. Usai pembasuhan kaki, calon mempelai akan menyemprotkan minyak wangi sebagai bentuk doa agar ia senantiasa dapat mengharumkan nama keluarga. Lalu, dengan iringan musik kecapi dan suling, calon mempelai diharuskan untuk menginjak tujuh lembar kain yang menyimbolkan harapan agar pengantin selalu diberi kesehatan, ketabahan, ketakwaan, dan berpendirian kuat. Barulah prosesi puncak siraman akan dimulai dengan air yang juga ditaburi oleh kembang setaman. Pihak yang memandikan calon mempelai diawali dengan ibu, ayah, dan dilanjutkan oleh para sesepuh. Hampir serupa dengan adat Jawa, penyiram dalam tradisi Sunda juga wajib berjumlah ganjil, yaitu berkisar antara 7, 9, sampai 11 mawar yang terdapat di dalam kendi siraman memiliki makna agar calon pengantin senantiasa jujur dalam berperilaku, lalu taburan bunga melati di sekitarnya merupakan harapan agar sang pengantin mampu mengharumkan nama keluarga serta disenangi oleh banyak orang. Sementara bunga kenanga adalah harapan agar mempelai dapat membawa kedamaian dan keteduhan hati. Usai prosesi siraman, mempelai wanita akan dituntun oleh perias untuk melakukan tahap ngerik atau pembersihan bulu-bulu halus dari bagian rambut di kamar sejumlah perbedaan ritual siraman adat Jawa dan Sunda yang telah dirangkum dari berbagai sumber. Meski menyimpan makna yang berbeda, namun sesungguhnya prosesi siraman adalah sebuah pengharapan agar calon pengantin bisa melangkah ke dalam bahtera rumah tangga dengan keadaan yang bersih dari segala hal negatif. Vendor yang mungkin anda suka Ikuti akun Instagram thebridestory untuk beragam inspirasi pernikahan Kunjungi Sekarang Kunjungi Sekarang Serupa tapi Tak Sama, Inilah Perbedaan Ritual Siraman Adat Jawa dan Sunda By Ade Mutia 21 Mar 2022 Viewers 2793 Di Indonesia, jelang pernikahan umumnya ada berbagai persiapan yang dilakukan oleh kedua calon mempelai pengantin, terutama bagi mereka yang menggunakan prosesi adat. Sebagai contoh, pernikahan adat Jawa dan adat Sunda, setidaknya ada 13 tahapan yang harus dilalui oleh calon pengantin. Salah satu diantaranya ada yang memiliki kemiripan, yakni prosesi siraman. Siraman dilakukan dengan maksud untuk menyucikan calon mempelai sebelum hari H pernikahan. Jika hanya dilihat sekilas, prosesi siraman baik dengan adat Jawa maupun Sunda, nampak sama saja. Namun, tahukah kamu ternyata ritual keduanya sangatlah berbeda? Tradisi siraman adat Jawa dan adat Sunda punya ciri khasnya masing-masing, baik dari tata cara pelaksanaan maupun istilah-istilah yang digunakan. Dimana saja letak perbedaannya? Berikut ini WeddingMarket berikan ulasan lengkapnya untukmu. Disimak, yuk!Fotografi MordenDalam prosesi pernikahan adat Jawa, ritual siraman dimulai dengan sungkeman. Dimana sang calon pengantin, memohon maaf sekaligus meminta restu dan izin untuk menikah kepada orangtuanya. Setelah itu, barulah orangtua akan melakukan siraman kepada sang anak. Biasanya prosesi siraman dilakukan satu hari menjelang akad nikah. Baik calon pengantin wanita maupun pengantin pria dapat melaksanakan siraman di kediamannya yang perlu disiapkan sebelum dilaksanakan siraman adat JawaAir siraman, air jernih dan bersih Bunga mawar, melati dan kenanga untuk ditaburkan ke dalam air siramanPengaron untuk tempat air siramanGayung untuk mengambil airTikar bangka, yakni tikar berukuran sekitar setengah meter terbuat dari anyaman daun pandan. Sehelai kain dan sehelai kain mori Daun-daun yang terdiri atas daun kluwih, daun koro, daun opo-opo, daun awar-awar, daun turi, daun dadap srep, alang-alang dan duri kemarungRatus, terdiri dari herbal alami, seperti kunyit, bunga mawar, temulawak, pala, dan sejenisnyaAnglo, tungku yang berfungsi seperti kompor yang terbuat dari tanah liatKendhivia instagram/likuiditayona Kuntjoro PhotographyUrutan dalam upacara siraman adat Jawa adalah sebagai berikutSungkemanFotografi MordenSeperti yang sudah disebutkan sebelumnya, urutan pertama dalam upacara siraman adat Jawa dimulai dengan sungkeman. Calon pengantin wanita sungkem kepada kedua orangtua untuk memohon doa restu untuk dipersunting oleh kekasih pilihannya. Momen sungkeman ini biasanya menjadi sangat haru, tak jarang baik calon pengantin maupun orang tua sampai menitikkan air via instagram/cantitachrilSetelah selesai sungkeman, barulah dilanjutkan dengan prosesi siraman adat Jawa. Dengan dibimbing oleh orang tua, calon pengantin yang telah mengenakkan busana siraman lengkap, dituntun menuju tempat siraman. Sementara para pengiring membawakan baki berisi seperangkat kain, handuk dan calon mempelai wanita didudukkan di atas bangku yang beralaskan tikar bangka atau tikar pandan. Diwali dengan doa, calon pengantin kemudian disiram dengan air siraman yakni air yang berasal dari tujuh sumber mata air tanah dan ditaburi dengan bunga-bunga, antara lain melati, mawar dan kenanga. Jumlah siraman yang dilakukan harus ganjil, dimulai dari sesepuh atau orang yang dituakan dalam keluarga. Kemudian dilanjutkan dengan ayah, ibu, atau saudara, dan terakhir juru rias KendiSetelah selesai dilakukan siraman, orangtua calon pengantin atau juru rias kemudian mecahkan kendi yang digunakan untuk menuang air siraman sembari mengucapkan, “Niat ingsun ora mecah kendi, nanging mecah pamore anakku [nama sang anak]”. Proses ini menyimbolkan pecahnya atau berakhirnya masa remaja sang anak, kini sebagai wanita RikmoSelanjutnya, prosesi siraman adat Jawa diteruskan dengan memotong rikmo atau rambut. Dari pihak mempelai pria juga akan menyerahkan potongan rambut yang kemudian disatukan dan dikubur di halaman rumah. Hal ini melambangkan, untuk mengubur semua hal-hal buruk, sehingga kelak rumah tangga pasangan tersebut hanya ada kebaikan dan via instagram/cantitachrilTahapan selanjutnya dalam prosesi siraman adat Jawa yakni, calon mempelai wanita digendong oleh sang ayah menuju kamar. Prosesi ini melambangkan betapa kasih sayang orang tua akan senantiasa selalu untuk anaknya, bahkan sampai menjelang sang anak memulai lembaran baru pernikahan. Apabila tidak dilaksanakan bopongan, calon pengantin akan langsung diantar oleh perias menuju atau berhiasFoto via instagram/ambarpaes_jakartaSelanjutnya di kamar, calon pengantin berganti pakaian dan bersiap untuk dikerik rambut di atas dahinya atau disebut dengan istilah Doa RestuTerakhir, calon pengantin keluar dari kamar dan menemui para tamu untuk memohon doa restu. Sementara itu, sesepuh atau pihak yang dituakan akan mengantar air siraman ke tempat calon pengantin Adat SundaFotografi MordenSama halnya dengan siraman adat Jawa, prosesi siraman adat Sunda ngebakan bertujuan untuk menyucikan calon mempelai pengantin baik secara lahir maupun batin. Prosesi siraman adat Sunda dilaksanakan 3-7 hari menjelang hari tahapan siraman adat Sunda adalah sebagai aisan melepaskan gendonganFoto Umarez PhotographyPada prosesi siraman adat Sunda, tahap pertama dimulai dengan ngengcangkeun aisan. Dimana calon pengantin akan digendong’ secara simbolis oleh sang ibu dengan melilitkan kain gendongan di tubuhnya dan sang anak. Kemudian sang ibu melepaskan gendongan tersebut, selanjutnya calon pengantin, ibu bersama ayah menuju tempat siraman. Pada tahap ini sang ayah juga membawa lilin, prosesi ini bermakna bahwa kedua orangtua akan segera mengakhiri tanggung jawabnya, dan selanjutnya digantikan oleh calon membasuh kaki orangtuaTahapan siraman adat Sunda dilanjutkan dengan prosesi ngaras. Calon pengantin akan dipangku kedua orang tua dalam prosesi dipangkon. Kemudian, si calon pengantin memohon izin kepada kedua orangtuanya untuk menikah, dilanjutkan dengan sungkem, barulah setelah itu calon pengantin akan membasuh kaki kedua orang air siramanFotografi Bingkai PhotographyUpacara dilanjutkan dengan mencampur air siraman yang berasal dari tujuh mata air dengan tujuh macam bunga beraroma wangi, disebut dengan bunga setaman. Pada prosesi siraman adat Sunda, calon pengantin akan disemprot dengan minyak wangi oleh orangtuanya. Prosesi ini bermakna, agar sang anak bisa selalu mengharumkan nama baik keluarga. NgebakanTak hanya itu, calon pengantin adat Sunda juga harus melewati tujuh lembar kain yang menyiratkan supaya selalu bersabar, sehat, tabah, beriman, bertaqwa, dan selalu istiqomah. Prosesi ini disebut ngebakan. SiramanBarulah akhirnya dilakukan siraman, prosesi yang dilakukan hampir sama dengan siraman adat Jawa. Dimana jumlahnya harus ganjil, 7, 9 atau 11 orang, dimulai dari sang ibu, ayah dan orang yang dituakan dalam prosesi siraman adat Sunda ini, rambut calon mempelai wanita juga akan dipotong sedikit layaknya ngerik pada prosesi Jawa. Hal ini melambangkan percantik diri secara lahir dan batin. Barulah terakhir dilakukan pembersihan bulu-bulu halus pada wajah, kuduk, membentuk amis cau atau sinom, godeg serta kembang turi yang disebut dengan ngeningan. Prosesi ini sebagai simbolis membuang atau membersihkan segala kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu, sehingga tidak terulang lagi di masa Parawanten Setelah selesai ngeningan, dilanjutkan dengan acara rebutan parawanten atau rebutan makanan. Makanan yang diperebutkan berupa umbi-umbian atau makanan ringan. Maknanya, sebagai harapan agar kedua mempelai mendapat rezeki yang lancar serta segera memperoleh tumpeng via instagram/ Umarez PhotographyPada prosesi siraman adat Sunda juga dilakukan potong tumpeng, yang kemudian disuapkan ke calon pengantin. Prosesi ini sebagai simbol pelepasan sang anak oleh kedua orangtuanya, untuk memulai hidup baru setelah rambutTerakhir, orangtua akan menanam potongan rambut calon pengantin, sebagai simbol mengubur segala hal buruk agar sang anak siap menjalani hidup baru yang bahagia. Rambut tersebut biasanya dikubur di pekarangan rumah. Fotografi Canola PhotoSecara umum, baik prosesi siraman adat Jawa maupun adat Sunda, keduanya memiliki tujuan yang sama, yakni untuk menyucikan diri sebelum pernikahan digelar. Meskipun ada sedikit perbedaan dalam beberapa ritualnya tapi layaknya tradisi adat istiadat daerah lainnya, upacara siraman ini juga perlu dilestarikan. Supaya generasi penerus kelak tetap bisa mengenal akar budaya leluhurnya. Nah, setelah membaca ulasan di atas, sekarang sudah jelas kan dimana bedanya siraman Jawa dan Sunda? Jangan lupa untuk persiapkan pernikahan impianmu bersama WeddingMarket. Temukan berbagai diskon dan promo-promo menarik dari vendor-vendor terbaik di seluruh Indonesia. Semoga bermanfaat, ya!

perbedaan siraman adat sunda dan jawa